Pages

Selasa, 23 Juli 2013

makalah pembelajaran BTQ


MAKALAH
METODE PEMBELAJARAN
BACA TULIS ALQUR’AN
UNTUK KELAS II
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pendidikan BTA
Dosen Pengampu : Hj. Tuti Qurrotul Aini, M.S.I


Disusun Oleh:
Sri lestari                             NIM 123911285
Sri sofiyati                          NIM 123911286
Siti Khotijah                       NIM 123911287
Suci Eka M                         NIM 123911288
Sudarsono                           NIM 123911289
Sugiarti                               NIM 123911290
Suprapti                              NIM 123911291
Ummu Rochmah                 NIM 123911292


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO
 SEMARANG
2013

METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN
UNTUK MADRASAH IBTIDIYAH KELAS II

A.      TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam  keseluruhan  proses  pendidikan  di  madrasah,  kegiatan  belajar mengajar  serta  pembinaan  secara  rutin  merupakan  kegiatan  yang  paling pokok.  Ini  berarti  berhasil  tidaknya  pencapaian  tujuan  pendidikan  banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik serta  tingkat pembinaan yang dilakukan guru  terhadap hasil dari pembelajaran itu sendiri.
Belajar  ialah  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan  seseorang  untuk memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  secara  keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya  sendiri dalam  interaksi dengan  lingkungannya.[1]
Proses  belajar  mengajar  merupakan  suatu  proses  yang  mengandung serangkaian  perbuatan  guru  dan  peserta  didik  atas  dasar  hubungan  timbal balik,  yang  berlangsung  dalam  suasana  edukatif  untuk  mencapai  tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik itu  merupakan  syarat  utama  bagi  berlangsungnya  proses  belajar  mengajar. Interaksi  pada  peristiwa  belajar  mengajar  mempunyai  arti  yang  lebih  luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi berupa interaksi  edukatif.  Proses  belajar  mengajar  ini  bukan  hanya  penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang belajar. Dari proses belajar mengajar tersebut guna menjamin hasil belajar yang maksimal maka dibutuhkan pola pembinaan yang baik pula. 
Pola  pembinaan  dalam  pembelajaran  BTQ  harusnya  tidak  lepas  dari stategi mengajar. Menurut Drs. Nana  Sudjana menjelaskan  ada  tiga  tahapan pokok  dalam  strategi mengajar.  Pertama  adalah  tahapan mengajar,  ada  tiga tahapan dalam strategi mengajar yakni tahap pemula ( prainstruksional ), tahap pengajaran (  Instruksional  )  dan  tahap  pengajaran  atau  tindak  lanjut;  kedua adalah  penggunaan  model  atau  pendekatan  mengajar,  pendekatan  yang digunakan dalah pendekatan yang berorientasi pada guru (  teacher centered  ) dan  pendekatan  yang  berorientasi  pada  siswa  (  student  centered  );dan  ketiga penggunaan prinsip mengajar.[2]
Dalam pola pembinaan BTQ biasanya masih  bersifat  teoritis  dengan  menggunakan metode ceramah sebagai metode dominan. Hal  ini menyebabkan peserta didik kurang aktif serta kurang tertarik terhadap pembelajaran BTQ. Karena peserta didik dituntut dapat mempraktekkan baca  tulis qur’an dengan baik dan benar.

B.       INDIKATOR PEMBELAJARAN
Indikator pembelajaran BTA merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan dan potensi daerah. Secara garis besar indikator pembelajaran BTA adalah diupayakan agar peserta didik mampu :
1.      Siswa dapat melafalkan surat Al Ikhlas, AL Lahab dan an Nasr sesuai dengan kaidah tajwid
2.      Siswa dapat menghafalkan surat Al Ikhlas, AL Lahab dan an Nasr sesuai dengan kaidah tajwid
3.      Siswa dapat menulis huruf hijaiyyah yang bertanda baca fatkhah, dhumah, kasroh, fatkhatain, dhumahtain, kasrohtain dan sukun,

C.      DESIGN/METODE PEMBELAJARAN
Setiap usaha dalam bidang pendidikan dan pengajaran termasuk pendidikan dan pengajaran BTA memerlukan metode sebagai salah satu faktor yang mendukung lancarnya proses pendidikan dan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. Kami pemakalah akan mencoba memberikan dua design pembelajaran BTA Kelas V untuk menjadi pertimbangan pengjaran di kelas.
1.      Metode langsung dan teknik drill and practice
Pertama yaitu metode langsung dan teknik drill and practice, metode ini juga bisa digunakan tujuan menghafal baik bacaan maupun maknanya, dengan metode ini siswa diharapkan lebih mudah dalam mempelajari Al-qur’an dalam hal ini BTA, untuk mengimplementasikan design pembelajaran yang kategoti pertama guru harus melalui beberapa tahapan yang harus dilakukan, dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai pada gtahap mengakhiri.
a.    Tahap Persiapan
1)        Penggunaan media,  media yang digunakan untuk pembelajaran BTA bisa menggunakan media apapun yang tersedia di madrasah misalnya, alat multimedia namun jika tidak ada guru dapat menggunakan papan tulis atau mempersiapkan kertas karton untuk menuliskan teks materi yang akan diajarkan.
2)        Guru menulis dan membaca bacaan surat dalam hal ini sesuai dengan materi kelas II yaitu surat Al Ikhlas beserta artinya.

Ayat
Arti
ö@è% uqèd ª!$# îymr&
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
ª!$# ßyJ¢Á9$#
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
öNs9 ô$Î#tƒ öNs9ur ôs9qãƒ
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
öNs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr&
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

b.    Tahap pelaksanaan
1)        Ajak siswa berkonsentrasi untuk mengikuti pelafalan surat yang akan diajarkan
2)        Yang terpenting dalam penyampaian pelafalan adalah guru membaca dengan berulang-ulang dan kemudian mintalah siswa untuk mengikuti bacaan mengikuti pola : ayat 1 dilafalkan oleh guru kemudian ditirukan oleh seluruh murid begitu juga pelafalan ayat 2. Setelah ayat 2 dikuasai dan sebelum mengajarkan ayat 3 guru meminta siswa untuk melafalkan ayat 1 dan 2 sekaligus dengan baik dan benar baru kemudian guru melafalkan ayat 3. Setelah ayat 3 dikuasai dan sebelum mengajarkan ayat 4 guru meminta siswa untuk melafalkan ayat 1 sampai 3sekaligus dengan baik dan benar tanpa ada kesalahan, baru kemudian guru melafalkan ayat 4, begiu seterusnya sampai selesai. Perlu diingat oleh guru bahwa guru dilarang mengajarkan pelafalan selanjutnya sebelum siswa benar-benar telah menguasai dengan baik tanpa ada kesalahan
3)        Kelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok, misalnya 10 orang.
4)        Mintalah satu kelompok melafalkan sesuai materi yang diajarkan.
5)        Pecahlah kelompok tersebut menjadi kelompok kecil, lau mintalah mereka membaca atau melafalkannya dengan keras secara bersamaan.
6)        Pecahlah kelompok tersebut menjadi kelompok kecil lagi, lau mintalah mereka membaca/melafalkannya dengan keras secara bersamaan.
7)        Akhirnya mintalah siswa membaca/melafalkannya sendiri tanpa ada kesalahan.
c.    Tahap mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode langsung dan teknik drill and practice telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkitan dengan pelafalan surat. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan pelafalan yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid selalu ingat dan terbiasa dalam melafalkannya sampai murid bisa menjadikan hafal. Penugasan dapat berbentuk tugas melafalkan atau menghafal suatu surat di hadapan orang tuanya, dibuktikan dengan kartu penugasan yang ditandatangani oleh orang tua murid.
2.      Desain Pembelajaran Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya
Dalam mengajarkan menulis Al-Qur’an dan Hadits, langkah pertama yang dilakukan adalah mengajarkan menulis huruf-huruf hijaiyah. Langkah ini dilakukan karena huruf-huruf yang dipergunakan dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits, yakni hurufhuruf hijaiyah, memiliki tata cara penulisannya sendiri.
Guru menunjukkan dan mencontohkan teknik dan cara menulis huruf hijaiyah yang baik dan tepat, mulai dari huruf alif (ا) sampai dengan huruf ya’ (ي). Karena ini merupakan pembelajaran yang paling awal, maka guru harus telaten membimbing dan   mengajarkan menulis kepada siswa.
Guru harus memastikan bahwa semua siswa mampu untuk menulis huruf-huruf hijaiyah tersebut dengan baik dan tepat.
Berikut ini model pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah yang dapat dilakukan.
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru dapat mempergunakan metode demonstrasi. Metode ini ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik menebalkan dan drill and practice. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a)      Tahap Persiapan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
1)      Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh murid setelah proses demonstrasi pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya ini berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek yakni aspek pengetahuan (knowing), aspek pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan (being). Secara garis besar hal ini telah diuraikan pembahasannya dalam modul ini pada kegiatan belajar 1.
2)      Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
3)      Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya, maka guru dapat mempersiapkan bagan-bagan mengenai teknik dan tata cara mengajarkan itu. Jika memungkinkan guru dapat mempergunakan alat-alat multimedia, seperti komputer/laptop beserta infocus nya atau VCD Player dengan televisi. Jika tidak bisa guru dapat membuat bagan-bagan tersebut dengan karton atau menuliskannya di papan tulis. Persiapkan spidol beraneka warna untuk mendemonstrasikan penulisan huruf-huruf hijaiyah. Guru juga mempersiapkan lembaran-lembaran kertas untuk dibagikan kepada muridmurid yang berisi huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya yang ditulis secara tipis. Lembaran ini nantinya untuk ditebalkan tulisannya oleh murid-murid sebagai latihan menulis.
Bagan-bagan yang dipersiapkan adalah:
§  Bagan Langkah-langkah menulis huruf hijaiyah:
Cara Menulis Huruf Hijaiyah:
 












§  Bagan  dan  Lembaran  kertas  yang  berisi  huruf-huruf  hijaiyah  untuk
           
ditebalkan:
Tebalkanlah huruf-huruf hijaiyah di bawah ini dengan baik, tepat, dan rapih!
1)      Penulisan huruf hijaiyah berharakat
2)      Menulis huruf hijaiyah berkharakat tanwin
















b)      Tahap Pelaksanaan
1)      Langkah Pembukaan
Sebelum  demonstrasi  penulisan  dimulai  ada  beberapa  hal  yang  harus diperhatikan, di antaranya adalah:
§  Aturlah   tempat   duduk   yang   memungkinkan   semua   siswa   dapat memperhatikan dengan jelas demonstrasi penulisan.
§  Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. Dalam hal ini murid mampu  menulis  huruf  hijaiyah  secara  terpisah  lengkap  dengan  tanda bacanya dengan benar, tepat dan rapih.
§  Bimbinglah para siswa untuk mengambil sikap duduk yang baik dan benar ketika menulis.
§  Bimbinglah para siswa untuk memegang pensil/pulpen yang benar dan tepat.
§  Awasi letak buku agar selalu berada pada posisi yang tepat.
§  Beritahukan kepada siswa bahwa menulis huruf Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah kanan ke arah kiri.
2)      Langkah Pelaksaan Demonstrasi
§  Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang memotivasi gairah menulis siswa. Guru dapat memanfaatkan apersepsi untuk hal ini. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah misalnya membaca basmalah bersama atau membaca surat Al-Fatihah bersama-sama.
§  Ciptakan suasanya yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
§  Bimbinglah  siswa  untuk  berkonsentrasi  memperhatikan  huruf-huruf hijaiyah; media yang digunakan adalah karton bertuliskan huruf-huruf hijaiyah yang telah dipersiapkan.
§  Bimbinglah siswa tata cara menuliskan huruf-huruf hijaiyah tersebut sesuai arah geraknya; untuk proses ini guru dapat memanfaatkan alat multimedia, jika tidak ada guru mencontohkan langsung cara menuliskannya yang baik dan tepat. Langkah awalnya, guru menunjukkan bagan cara menuliskan huruf hijaiyah yang telah dipersiapkan. Kemudian guru mempraktekkannya di papan tulis.
§  Praktekkan cara menuliskan huruf-huruf hijaiyah ini dengan cara dilakukan satu per satu dari huruf alif (ا) sampai huruf ya’ (ي) dengan mengikuti pola: huruf alif (ا) dipraktekkan cara menuliskannya oleh guru kemudian ditirukan  oleh  seluruh  murid,  jika  huruf  alif (ا)  telah  dikuasai  maka dilanjutkan dengan praktek menulis huruf ba’ (ب). Setelah huruf ba’ (ب) dikuasai penulisannya, sebelum mengajarkan penulisan huruf ta’ (ت), guru meminta murid untuk menuliskan huruf alif (ا) dan ba’ (ب) sekaligus dengan baik dan benar, baru kemudian mempraktekkan cara menuliskan huruf tsa’ (ث). Begitu seterusnya sampai pada huruf terakhir yakni huruf ya’ (ي). Perlu diingat oleh guru, bahwa guru dilarang mengajarkan cara penulisan huruf selanjutnya sebelum huruf yang sedang dipelajari penulisannya benarbenar telah dikuasai dengan baik dan tepat tanpa ada kesalahan. Disinilah teknik drill and practice berperan.
§  Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran penulisan huruf-huruf hijaiyah ini dengan memperhatikan penulisan yang dilakukan seluruh siswa.
§  Berikan kesempatan terbanyak kepada siswa untuk secara aktif menuliskan huruf-huruf hijaiyah. Dalam proses ini teknik menebalkan dan drill and practice berperan lebih. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
Ø  Bagilah  lembaran-lembaran  kertas  yang  berisi  tulisan  huruf-huruf
hijaiyah yang ditulis tipis kepada seluruh siswa.
Ø  Suruhlah siswa untuk menebalkannya dengan baik, tepat, dan rapih.
Ø  Setelah selesai kumpulkan untuk dinilai.
Ø  Ujilah penulisan semua murid satu per satu hingga mereka melakukan dengan baik, tepat, dan rapih.
Ø  Mintalah satu per satu murid untuk menuliskan huruf-huruf hijaiyah dipapan tulis.


c)      Tahap Mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode demonstrasi dengan teknik menebalkan dan   drill and practice telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan penulisan huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan penulisan yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid terbiasa dalam menuliskannya. Dalam tujuan pembelajaran, ini masuk dalam aspek pembiasaan (being). Penugasan dapat berbentuk tugas menuliskan huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya di hadapan orang tuanya, dibuktikan dengan lembar hasil penulisan dan kartu penugasan yang ditandatangai oleh orang tua murid.

D.      EVALUASI PEMBELAJARAN
Tujuan dari pembelajaran Baca Tulis Alqur’an (BTA), sebagaimana disebutkan dimuka. Jadi titik tekan pada pembelajaran Baca Tulis Alqur’an (BTA) adalah siswa bisa menulis, menghafal. Hal ini disebabkan dalam materi ini siswa tidak hanya mampu membaca dan menulis saja tetapi juga harus sesuai dengan makhraj dan tajwid, dalam hal ini guru bisa meminta siswa untuk menjawab soal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan, contoh:
a.         Tes lisan
1)      Lafalkan surat al ikhlas dengan fasih!
2)      Lafalkan surat Al Lahab dengan fasih!
b.         Tes tertulis
Tulislah kata-kata berikut menggunakan huruf hijaiyah lengkap dengan harokatnya!
1)      ‘Amalun  :           …….
2)      Nafi’un   :           …….
3)      Syai’in     :           …….
d)        Non Tes
Untuk aspek pembiasaan, siswa disuruh membaca surat-surat pendek yang telah diajarkan dirumah didampingi orang tua.

E.       PENUTUP
Strategi-strategi di atas hanyalah sebagian kecil dari strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran ilmu tajwid. Masih banyak strategi lain yang dapat dikembangkan untuk dapat mengajarkan ilmu tajwid dan menarik minat dan menambah semangat anak untuk belajar ilmu tajwid.
Sebagai guru, kita dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang membuat murid aktif serta tidak bosan.


























DAFTAR PUSTAKA

Maunah,binti. metodelogi pengajaran agama islam, Teras,Yogyakarta.2009.

Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana





[1] Slameto,  Belajar  dan  Faktor-faktor    yang  Mempengaruhinya,  (Jakarta:  PT  Rineka Cipta, 1995) cet.2 hlm. 2
[2] Nana  Sudjana,  Dasar-dasar  proses  belajar  mengajar,  (Bandung,  Sinar  Baru Algesindo,2009)hlm.147.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa komentar dan masukan anda dengan blog ini ?

Followers