MAKALAH
METODE PEMBELAJARAN
BACA TULIS ALQUR’AN
UNTUK KELAS II
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pendidikan BTA
Dosen Pengampu : Hj. Tuti Qurrotul Aini, M.S.I
Disusun Oleh:
Sri
lestari NIM
123911285
Sri
sofiyati NIM
123911286
Siti
Khotijah NIM
123911287
Suci
Eka M NIM
123911288
Sudarsono NIM 123911289
Sugiarti NIM 123911290
Suprapti NIM 123911291
Ummu
Rochmah NIM 123911292
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO
SEMARANG
2013
METODE PEMBELAJARAN BACA
TULIS AL-QUR’AN
UNTUK MADRASAH IBTIDIYAH
KELAS II
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam
keseluruhan proses pendidikan
di madrasah,
kegiatan belajar mengajar serta
pembinaan secara rutin
merupakan kegiatan yang
paling pokok. Ini berarti
berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik serta tingkat pembinaan yang dilakukan guru terhadap hasil dari pembelajaran itu sendiri.
Belajar ialah suatu
proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku
yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.[1]
Proses
belajar mengajar merupakan
suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru
dan peserta didik
atas dasar hubungan
timbal balik, yang berlangsung
dalam suasana edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dengan peserta didik itu merupakan
syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar
mengajar. Interaksi pada peristiwa
belajar mengajar mempunyai
arti yang lebih
luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan peserta didik,
tetapi berupa interaksi edukatif. Proses
belajar mengajar ini
bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,
melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang
belajar. Dari proses belajar mengajar tersebut guna menjamin hasil belajar yang
maksimal maka dibutuhkan pola pembinaan yang baik pula.
Pola
pembinaan dalam pembelajaran
BTQ harusnya tidak
lepas dari stategi mengajar.
Menurut Drs. Nana Sudjana menjelaskan ada
tiga tahapan pokok dalam
strategi mengajar. Pertama adalah
tahapan mengajar, ada tiga tahapan dalam strategi mengajar yakni
tahap pemula ( prainstruksional ), tahap pengajaran (
Instruksional ) dan
tahap pengajaran atau
tindak lanjut; kedua
adalah penggunaan model
atau pendekatan mengajar,
pendekatan yang digunakan dalah
pendekatan yang berorientasi pada guru (
teacher centered ) dan pendekatan
yang berorientasi pada
siswa ( student
centered );dan ketiga
penggunaan prinsip mengajar.[2]
Dalam pola pembinaan BTQ biasanya masih
bersifat teoritis dengan
menggunakan metode ceramah sebagai metode dominan. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang aktif
serta kurang tertarik terhadap pembelajaran BTQ. Karena peserta didik dituntut
dapat mempraktekkan baca tulis qur’an
dengan baik dan benar.
B. INDIKATOR PEMBELAJARAN
Indikator pembelajaran BTA merupakan bagian penting dalam
proses pembelajaran. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, satuan pendidikan dan potensi daerah. Secara garis besar indikator
pembelajaran BTA adalah diupayakan agar peserta didik mampu :
1.
Siswa
dapat melafalkan surat Al Ikhlas, AL Lahab dan an Nasr sesuai dengan kaidah
tajwid
2.
Siswa
dapat menghafalkan surat Al Ikhlas, AL Lahab dan an Nasr sesuai dengan kaidah
tajwid
3.
Siswa
dapat menulis huruf hijaiyyah yang bertanda baca fatkhah, dhumah, kasroh,
fatkhatain, dhumahtain, kasrohtain dan sukun,
C. DESIGN/METODE PEMBELAJARAN
Setiap usaha dalam bidang
pendidikan dan pengajaran termasuk pendidikan dan pengajaran BTA memerlukan
metode sebagai salah satu faktor yang mendukung lancarnya proses pendidikan dan
pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. Kami pemakalah akan mencoba memberikan
dua design pembelajaran BTA Kelas V untuk menjadi pertimbangan pengjaran di
kelas.
1. Metode langsung dan teknik drill and practice
Pertama yaitu metode langsung
dan teknik drill and practice, metode ini juga bisa digunakan tujuan
menghafal baik bacaan maupun maknanya, dengan metode ini siswa diharapkan lebih
mudah dalam mempelajari Al-qur’an dalam hal ini BTA, untuk mengimplementasikan
design pembelajaran yang kategoti pertama guru harus melalui beberapa tahapan
yang harus dilakukan, dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai pada
gtahap mengakhiri.
a. Tahap Persiapan
1)
Penggunaan media, media yang digunakan untuk pembelajaran BTA
bisa menggunakan media apapun yang tersedia di madrasah misalnya, alat
multimedia namun jika tidak ada guru dapat menggunakan papan tulis atau mempersiapkan
kertas karton untuk menuliskan teks materi yang akan diajarkan.
2)
Guru menulis dan membaca
bacaan surat dalam hal ini sesuai dengan materi kelas II yaitu surat Al Ikhlas beserta artinya.
Ayat
|
Arti
|
ö@è% uqèd ª!$# îymr&
|
Katakanlah: "Dia-lah
Allah, yang Maha Esa.
|
ª!$# ßyJ¢Á9$#
|
Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
|
öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã
|
Dia tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan,
|
öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr&
|
Dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia."
|
b. Tahap pelaksanaan
1)
Ajak siswa berkonsentrasi
untuk mengikuti pelafalan surat yang akan diajarkan
2)
Yang terpenting dalam
penyampaian pelafalan adalah guru membaca dengan berulang-ulang dan kemudian mintalah
siswa untuk mengikuti bacaan mengikuti pola : ayat 1 dilafalkan oleh guru
kemudian ditirukan oleh seluruh murid begitu juga pelafalan ayat 2. Setelah
ayat 2 dikuasai dan sebelum mengajarkan ayat 3 guru meminta siswa untuk
melafalkan ayat 1 dan 2 sekaligus dengan baik dan benar baru kemudian guru melafalkan
ayat 3. Setelah ayat 3 dikuasai dan sebelum mengajarkan ayat 4 guru meminta
siswa untuk melafalkan ayat 1 sampai 3sekaligus dengan baik dan benar tanpa ada
kesalahan, baru kemudian guru melafalkan ayat 4, begiu seterusnya sampai
selesai. Perlu diingat oleh guru bahwa guru dilarang mengajarkan pelafalan
selanjutnya sebelum siswa benar-benar telah menguasai dengan baik tanpa ada
kesalahan
3)
Kelompokkan siswa menjadi
beberapa kelompok, misalnya 10 orang.
4)
Mintalah satu kelompok
melafalkan sesuai materi yang diajarkan.
5)
Pecahlah kelompok tersebut
menjadi kelompok kecil, lau mintalah mereka membaca atau melafalkannya dengan keras secara
bersamaan.
6)
Pecahlah kelompok tersebut
menjadi kelompok kecil lagi, lau mintalah mereka membaca/melafalkannya dengan
keras secara bersamaan.
7)
Akhirnya mintalah siswa
membaca/melafalkannya sendiri tanpa ada kesalahan.
c. Tahap mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode
langsung dan teknik drill and practice telah selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkitan dengan
pelafalan surat. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan
pelafalan yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid selalu ingat dan terbiasa
dalam melafalkannya sampai murid bisa menjadikan hafal. Penugasan dapat
berbentuk tugas melafalkan atau menghafal suatu surat di hadapan orang tuanya,
dibuktikan dengan kartu penugasan yang ditandatangani oleh orang tua murid.
2. Desain
Pembelajaran Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda
bacanya
Dalam mengajarkan menulis Al-Qur’an dan Hadits, langkah
pertama yang dilakukan adalah mengajarkan menulis huruf-huruf hijaiyah. Langkah
ini dilakukan karena huruf-huruf
yang dipergunakan dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits, yakni hurufhuruf
hijaiyah, memiliki tata cara penulisannya sendiri.
Guru menunjukkan dan mencontohkan teknik dan cara menulis
huruf hijaiyah yang baik dan tepat, mulai dari huruf alif (ا) sampai
dengan huruf ya’ (ي). Karena ini merupakan
pembelajaran yang paling awal, maka guru harus telaten membimbing dan
mengajarkan menulis kepada siswa.
Guru harus memastikan bahwa semua siswa mampu untuk
menulis huruf-huruf hijaiyah tersebut dengan baik dan tepat.
Berikut ini model pembelajaran
menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah yang dapat dilakukan.
Dalam
pembelajaran pada tahap ini, guru dapat mempergunakan metode demonstrasi. Metode ini ditindaklanjuti dengan
menggunakan teknik menebalkan dan drill and practice. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a)
Tahap Persiapan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh
guru adalah:
1)
Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh
murid setelah proses demonstrasi pembelajaran
menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya ini
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek yakni aspek pengetahuan (knowing), aspek pelaksanaan (doing),
dan aspek pembiasaan (being). Secara
garis besar hal ini telah diuraikan pembahasannya dalam modul ini pada kegiatan belajar 1.
2)
Persiapkan garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi
diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
3) Mempersiapkan
alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara
terpisah lengkap dengan tanda bacanya, maka
guru dapat mempersiapkan bagan-bagan mengenai teknik dan tata cara mengajarkan itu. Jika memungkinkan guru dapat
mempergunakan alat-alat multimedia,
seperti komputer/laptop beserta infocus nya atau VCD Player dengan televisi. Jika tidak bisa guru dapat membuat
bagan-bagan tersebut dengan karton
atau menuliskannya di papan tulis. Persiapkan spidol beraneka warna
untuk mendemonstrasikan penulisan huruf-huruf hijaiyah. Guru juga mempersiapkan
lembaran-lembaran kertas untuk dibagikan kepada muridmurid yang berisi huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan
tanda bacanya yang ditulis secara
tipis. Lembaran ini nantinya untuk ditebalkan tulisannya oleh murid-murid sebagai latihan menulis.
Bagan-bagan
yang dipersiapkan adalah:
§ Bagan
Langkah-langkah menulis huruf hijaiyah:
Cara
Menulis Huruf Hijaiyah:
§ Bagan dan Lembaran
kertas yang berisi
huruf-huruf hijaiyah untuk
ditebalkan:
ditebalkan:
Tebalkanlah huruf-huruf hijaiyah di bawah ini dengan
baik, tepat, dan rapih!
1)
Penulisan
huruf hijaiyah berharakat
2)
Menulis huruf hijaiyah berkharakat tanwin
b)
Tahap Pelaksanaan
1) Langkah
Pembukaan
Sebelum
demonstrasi penulisan dimulai
ada beberapa hal
yang harus diperhatikan,
di antaranya adalah:
§
Aturlah
tempat duduk yang
memungkinkan semua siswa
dapat memperhatikan dengan jelas demonstrasi penulisan.
§
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. Dalam hal ini
murid mampu menulis huruf
hijaiyah secara terpisah
lengkap dengan tanda bacanya
dengan benar, tepat dan rapih.
§
Bimbinglah para siswa untuk mengambil sikap
duduk yang baik dan benar ketika menulis.
§
Bimbinglah para siswa untuk memegang
pensil/pulpen yang benar dan tepat.
§
Awasi letak buku agar selalu berada pada
posisi yang tepat.
§
Beritahukan kepada siswa bahwa menulis huruf
Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah kanan ke arah kiri.
2) Langkah
Pelaksaan Demonstrasi
§
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang memotivasi gairah menulis siswa. Guru dapat memanfaatkan apersepsi untuk
hal ini. Kegiatan yang
dapat dilakukan adalah misalnya membaca basmalah bersama atau membaca surat Al-Fatihah bersama-sama.
§ Ciptakan
suasanya yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
§ Bimbinglah siswa untuk
berkonsentrasi memperhatikan huruf-huruf hijaiyah; media yang digunakan
adalah karton bertuliskan huruf-huruf hijaiyah yang telah dipersiapkan.
§ Bimbinglah siswa tata cara menuliskan huruf-huruf hijaiyah tersebut
sesuai arah geraknya; untuk proses ini guru dapat memanfaatkan alat multimedia,
jika tidak ada guru mencontohkan langsung cara menuliskannya yang baik dan tepat.
Langkah awalnya, guru menunjukkan bagan cara menuliskan huruf hijaiyah
yang telah dipersiapkan. Kemudian guru mempraktekkannya di papan tulis.
§ Praktekkan cara menuliskan huruf-huruf hijaiyah ini dengan cara
dilakukan satu per satu dari huruf alif (ا)
sampai huruf ya’ (ي) dengan mengikuti pola: huruf alif (ا) dipraktekkan cara menuliskannya oleh guru
kemudian ditirukan oleh seluruh
murid, jika huruf
alif (ا) telah
dikuasai maka dilanjutkan dengan praktek menulis huruf ba’ (ب). Setelah huruf ba’ (ب)
dikuasai
penulisannya, sebelum mengajarkan penulisan huruf ta’ (ت),
guru meminta murid untuk menuliskan huruf alif (ا)
dan ba’ (ب) sekaligus dengan baik dan benar, baru kemudian
mempraktekkan cara menuliskan huruf tsa’ (ث).
Begitu seterusnya sampai pada huruf terakhir yakni huruf ya’ (ي). Perlu diingat oleh guru, bahwa guru dilarang mengajarkan cara penulisan
huruf selanjutnya sebelum huruf yang sedang
dipelajari penulisannya benarbenar telah dikuasai dengan baik dan tepat
tanpa ada kesalahan. Disinilah teknik drill
and practice berperan.
§
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran
penulisan huruf-huruf hijaiyah ini dengan
memperhatikan penulisan yang dilakukan seluruh siswa.
§
Berikan kesempatan terbanyak kepada
siswa untuk secara aktif menuliskan huruf-huruf hijaiyah. Dalam proses ini teknik
menebalkan dan drill and practice berperan lebih. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan adalah:
Ø
Bagilah lembaran-lembaran kertas
yang berisi tulisan
huruf-huruf
hijaiyah yang ditulis tipis kepada seluruh siswa.
hijaiyah yang ditulis tipis kepada seluruh siswa.
Ø
Suruhlah siswa untuk menebalkannya
dengan baik, tepat, dan rapih.
Ø
Setelah selesai kumpulkan untuk
dinilai.
Ø Ujilah penulisan semua murid satu per satu hingga mereka melakukan dengan baik, tepat, dan
rapih.
Ø Mintalah satu per
satu murid untuk menuliskan huruf-huruf hijaiyah dipapan tulis.
c) Tahap Mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode demonstrasi dengan teknik menebalkan
dan drill and practice telah selesai
dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang
berkaitan dengan penulisan huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan
tanda bacanya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan
penulisan yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid terbiasa dalam
menuliskannya. Dalam tujuan pembelajaran, ini masuk dalam aspek pembiasaan
(being). Penugasan dapat berbentuk tugas menuliskan huruf-huruf hijaiyah secara
terpisah lengkap dengan tanda bacanya di hadapan orang tuanya, dibuktikan
dengan lembar hasil penulisan dan kartu penugasan yang ditandatangai oleh orang
tua murid.
D. EVALUASI PEMBELAJARAN
Tujuan dari pembelajaran Baca Tulis Alqur’an (BTA),
sebagaimana disebutkan dimuka. Jadi titik tekan pada pembelajaran Baca Tulis Alqur’an (BTA) adalah siswa bisa menulis, menghafal. Hal
ini disebabkan dalam materi ini siswa tidak hanya mampu membaca dan menulis saja tetapi juga harus
sesuai dengan makhraj dan tajwid, dalam hal ini guru bisa meminta siswa untuk menjawab soal yang
berhubungan dengan materi yang diajarkan, contoh:
a.
Tes
lisan
1)
Lafalkan
surat al ikhlas dengan fasih!
2)
Lafalkan
surat Al Lahab dengan fasih!
b.
Tes
tertulis
Tulislah kata-kata berikut menggunakan huruf hijaiyah lengkap
dengan harokatnya!
1)
‘Amalun : …….
2)
Nafi’un : …….
3)
Syai’in : …….
d)
Non Tes
Untuk aspek
pembiasaan, siswa disuruh membaca surat-surat pendek yang telah diajarkan
dirumah didampingi orang tua.
E. PENUTUP
Strategi-strategi di atas hanyalah sebagian kecil dari strategi
yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran ilmu tajwid. Masih banyak strategi
lain yang dapat dikembangkan untuk dapat mengajarkan ilmu tajwid dan menarik
minat dan menambah semangat anak untuk belajar ilmu tajwid.
Sebagai guru, kita dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan
strategi pembelajaran yang membuat murid aktif serta tidak
bosan.
DAFTAR PUSTAKA
Maunah,binti. metodelogi pengajaran agama islam,
Teras,Yogyakarta.2009.
Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa komentar dan masukan anda dengan blog ini ?